Sabtu, Oktober 11, 2008

KAPITALIS TIDAK AKAN TUMBANG, SEBELUM ADA SISTIM YANG MENGGANTINYA

Everything is beautiful in its own way
Oleh : Widjajono Partowidagdo

Waktu baru kembali dari bertugas sebagai diplomat di Meksiko, sebelum krisis moneter di Indonesia 1997, kakak istri saya ikut seminar di CSIS (Center for Strategic and International Studies), kebetulan pembicaranya Dr. Mari Pangestu. Kakak ipar saya bertaya: Apakah Indonesia tidak perlu ber-hati2 karena Meksiko sudah terkena dampak krisis moneter?. Dijawab: Jangan terlalu kuatir, fundamental ekonomi kita kuat. Pernyataan Mari tersebut adalah pernyataan standar dari hampir semua ekonom Indonesia waktu itu. Apalagi waktu itu masih jaman pak Harto dimana orang yang punya pendapat "lain punya konsekuensi. Kemudian, Indonesia terkena dampak krisis keuangan yang parah dan paling lama sembuhmya.

Saya kenal Mari sejak 1985 di Acara Permias (Persatuan Mahasiswa AS) di. California. Kemudian sering ngobrol di telpon karena kami sama-sama bikin disertasi yang tidak kunjung selesai. Kebetulan dia membahas Dutch Disease pada ekonomi Indonesia. Penyakit Belanda adalah penyakit yang timbul justru karena negara itu mempunyai migas tetapi menderita karenanya. Persis seperti orang kena diabet karena kaya. Pada dasarnya kerugian tersebut karena kebijakan yang tidak tepat (keserakahan). Saya kenal Mari sebagai seorang yang sangat cerdas, tidak terlalu banyak bicara tetapi kalau bicara fasih dan akademis.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM) dan saya pernah diundang ceramah pada acara buka puasa bersama Angkatan 84 ITB di hotel Hilton. Sesudah buka puasa saya presentasi duluan, karena MESDM belum datang, kemudian dilanjutkan oleh MESDM. Pada waktu acara tanya jawab seorang Alumnus bertanya: " Pak Pur, waktu mas Wid presentasi kok mudah dimengerti , waktu Bapak presentasi kok susah dimengerti?. Dijawab MESDM: " Soalnya dia bukan pejabat. Kalau saya sudah tidak menjabat lagi saya bisa bicara seperti dia. Purnomo adalah teman saya yang sangat cerdas, jadi tidak mungkin kalau tidak memahami apa yang saya presentasikan.

Saya pernah presentasi mengenai Kenaikan Harga BBM di Pekanbaru dan Kegiatan Migas di Jayapura dan Manokwari, yang dihadiri oleh Akademisi, Pemda dan LSM. Disetiap tempat mereka mengajukan usulan yang sama: "Bapak kan dekat dengan Elit (Pejabat), kenapa Bapak tidak memberitahu mereka supaya kami jangan dibodohi?. Saya jawab: " Kalau saya bicara dengan Elit tidak ada dampak politiknya dan mereka belum tentu tidak tahu apa yang saya tahu. Kalau saya memberitahu Bapak-Ibu apa yang perlu dibicarakan dengan Elit, lalu Bapak-Ibu sendiri yang menyampaikannya kepada Elit maka ada dampak politiknya. Seseorang hanya bisa dibodohi kalau memang kalah pintar.

Seorang pejabat kalau bicara dibatasi hal-hal di luar kewajiban atau kontrolnya. Di buku silat disebutkan di atas langit ada langit. Misalnya, seorang Menteri Perdagangan mungkin ceramah:Indonesia mau tidak mau harus menghadapi globalisasi." Tetapi, segan melanjutkan (misalnya): " Dengan syarat harus berusaha keras untuk Mandiri, Perduli dan Bersahabat serta mempunyai Peraturan, Peradilan dan Pendidikan yang baik. Atau, MESDM segan bilang penurunan produksi di Indonesia disebabkan, disamping karena masalah intern ESDM, juga oleh peraturan-peraturan yang tidak mendukung dari Departemen- Departemen dan Institusi-Institusi lain. Mungkin karena itu untuk mengatasi masalah intern diperlukan Tim Pengawasan Peningkatan Produksi Migas (P3M) dan untuk antar sektor diperlukan Dewan Energi Nasional (DEN).

Saya setuju dengan pendapat bahwa kita tidak boleh panik dengan adanya krisis. Mohon tidak boleh panik tidak diterjemahkan tidak ada apa2. Kalau mendaki gunung, makin buruk keadaan makin tidak boleh kita panik, karena kepanikan makin memperburuk situasi. Seperti kelompok pendaki, suatu Bangsa sebaiknya Mandiri, Perduli (terhadap sesama kelompoknya) dan Bersahabat (terhadap kelompok lain). Makin mandiri, maka makin kurang ketergantungannya kepada pihak lain. Walaupun demikian, dalam keadaan sulit, mungkin saja anggota kelompok membutuhkan bantuan anggota kelompok yang lain. Dalam keadaan yang lebih sulit lagi mungkin kelompok tersebut membutuhkan bantuan kelompok lain. Kalau dia bersahabat dengan kelompok lain maka bantuan tersebut akan lebih mudah diperoleh.

Kalau ditanya apa yang akan terjadi dari suatu krisis? Maka jawabannya tergantung kepada Kemandirian, Keperdulian dan Sikap Bersahabat Kelompok atau Bangsa tersebut. Untuk Bangsa perlu ada tambahan Peraturan, Peradilan dan Pendidikan yang baik. Meramalkan ekonomi adalah sulit, seperti misalnya meramalkan harga minyak, karena apa yang akan terjadi tergantung kepada reaksi masyarakat.

Told Buchholz bahkan mengilustrasikan kalau seorang dokter mengoperasi ginjal maka dari sinar X dia tahu bahwa ginjal kanan pasien terletak satu inci dibawah usus besar. Bayangkan bila dia membedah, ginjal tersebut berubah posisi. Hal ini terjadi pada ekonom dimana pada saat dia mengisolasi penyebab dan mengestimasi pengaruhnya, maka derajat pengaruhnya berubah dengan perubahan hubungan manusia dengan insitusi sosial. Kepercayaan (trust) investor baik domestik maupun asing sangat berpengaruh pada dampak krisis Amerika terhadap Indonesia.

Kemandirian sebaiknya tidak menjadikan kesendirian (egoisme) dan tidak diartikan sebagai anti Bangsa lain. Keperdulian sebaiknya disertai dengan tanggung jawab. Jangan sampai suatu bantuan menyebabkan kondisi menjadi lebih buruk. Sikap bersahabat dengan Bangsa lain sebaiknya dalam kondisi setara.

Kita tidak perlu menyalahkan Kapitalisme untuk krisis dunia saat ini, kalau Kapitalime yang disalah gunakan (akibat keserakahan) ya. Hanya apabila berhubungan dengan kapitalisme kita juga harus memiliki persyaratan-persyaratan pendukungnya supaya tidak disalah gunakan dengan ; 1. Mempunyai pendidikan dan pengetahuan yang baik, sehingga tidak ditipu, disamping bisa mengemukakan pendapat dan bernegosiasi, 2. mempunyai moral yang baik (good society) sehingga suka menolong sesama dan mencintai alam, 3. mempunyai institusi dan peraturan yang baik (good governance) sehingga semua pihak sulit untuk berbuat tidak adil.

Adam Smith (1723-1790), dalam tulisannya yang terkenal An Inquiry into the Nature and the Cause of the Wealth of Nations, yang mengajukan pandangan bahwa bangsa-bangsa akan paling baik menciptakan nilai dan kekayaan dengan cara menggunakan prinsip pembagian kerja, setiap pekerja menjadi seorang spesialis dan dengan demikian menjadi produktif pada suatu bidang tertentu. Dalam keadaan ini tidak seorang pun mampu menciptakan segala sesuatu yang diperlukan; ia dapat memperoleh barang dengan mempertukarkan nilai yang dihasilkannya melalui pekerjaannya. Adam Smith memandang pertukaran, hak milik perorangan dan pasar bebas sebagai landasan untuk membangun kemakmuran bangsa. Adam Smith sangat terkenal dengan istilah invisible hand (tangan yang tak terlihat), walaupun hanya satu pasangan kata tersebut yang ada dalam buku the Weath of Nations: "Tanpa sengaja dengan dibimbing tangan yang tak terlihat, seorang yang bekerja dengan sebaik-baiknya untuk memperbaiki nasibnya, memperbaiki keadaan masyarakat. Sebelum menulis. The Wealth of Nations (1776) Smith menulis The Theory of Moral Sentiment (1759) pada waktu dia menjadi Ketua Jurusan Filsafat Moral di University of Glasgow. Bermoral menurut Smith adalah menempatkan diri sebagai seseorang yang berbuat adil dan bisa membedakan baik dan buruk.

Adam Smith, Bapak Kapitalisme juga menyatakan: Men could safely be trusted to pursue their own self interest without undue harm to the community not only because of restrictions imposed by laws, but also because they were subject to built in restraint derived from morals, religion, custom and education. Seseorang dapat dipercaya untuk meraih kepentingan pribadinya tanpa merugikan masyarakat bukan hanya karena adanya batasan-batasan hukum, tetapi juga karena adanya pengendalian diri yang berasal dari moral, agama, kebiasaan dan pendidikan.

Kapitalisme yang baik adalah yang bermoral, kalau tidak dia akan jahat, seperti dinyatakan Frederick Jameson (Post Modernism, 1991): Capitalism is at one and the same time the best thing that has ever happened to the human race and the worst. Kapitalisme adalah pada satu saat sesuatu yang terbaik yang pernah terjadi pada kehidupan manusia dan yang terburuk.

Menurut Joseph Stiglitz (Pemenang Nobel Ekonomi 2001) pasar membutuhkan regulasi yang tepat di sektor finansial, kebijakan persaingan usaha, serta kebijakan yang bisa menfasilitasi penguasaan teknologi dan mendorong transparansi, pendidikan dan peningkatan kemampuan nasional. Kebijakan industri dengan mempersempit kesenjangan teknologi dengan pinjaman pemerintah ke Chaebol di Korea Selatan berhasil membangun pabrik baja paling efisien di dunia. Permasalahannya dari krisis finansial di Asia bukanlah karena peran pemerintah yang terlalu berlebih, tetapi justru terbatasnya peran pemerintah dalam bidang keuangan. Permasalahan real estate di Thailand disebabkan ketiadaan peraturan pemerintah untuk mengendalikan laju investasi di bidang tersebut. Hal yang sama terjadi di Korea Selatan yang menghadapi masalah overlending (pemberian pinjaman berlebih) terhadap perusahaan-perusahaan dengan resiko tinggi dan corporate government yang lemah. Menurut Stiglitz: "Jika informasi tidak sempurna dan pasar tidak lengkap yang hampir selalu terjadi, terutama di negara-negara berkembang, maka invisible hands bekerja sangat tidak sempurna.

Stiglitz menyatakan: "The Asia financial crisis was brought on by a lack of adequate information in the financial sector. Ternyata itu tidak hanya berlaku di Asia (termasuk Indonesia), tetapi juga berlaku di Amerika Serikat. Krisis disana diakibatkan oleh pinjaman untuk sektor perumahan yang tidak hati2, seperti penjelasan Pak Suryono yang lama hidup disana.

Di Indonesia, dulu juga pernah diberikan pinjaman ke banyak Petani dengan maksud baik. Karena tidak adanya informasi yang cukup dan Petani tahunya menanam cabai dan bawang, maka semua melakukannya dan ketika panen karena pasokan sangat berlebih sehingga harganya jatuh sehingga cabai dan bawang tersebut sampai dibuang ke jalan.

Walaupun demikian, menurut saya, krisis ini ada hubungannya dengan makin melemahnya Amerika Serikat karena menggunakan sebagian besar sumber dayanya untuk berperang (keserakahan). Kalau kita pintar sebaiknya meningkatkan persahabatan dengan Negara2 yang mempunyai uang banyak karena tingginya harga minyak. Akibatnya, mereka menanam modal di Indonesia atau kita berusaha disana.

Stiglitz juga menyatakan: If globalization has not succeded in reducing poverty neither has it succeded in ensuring stability. Jika globalisasi telah tidak berhasil mengurangi kemiskinan, maka dia juga tidak menjamin stabilitas. Perlu ada pertemuan untuk membicarakan langkah-langkah supaya globalisasi tidak membuat jurang antar miskin dan kaya semakin lebar, karena bila demikian dunia akan tidak stabil dan yang rugi adalah semua umat manusia.

John Maynard Keynes (1883-1946) dalam bukunya "The General Theory and Employment, Interest and Money" melihat kekurangan baik pada ekonomi pasar bebas maupun ekonomi terencana. la menganjurkan suatu peran positif untuk dimainkan oleh pemerintah dalam rangka mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh siklus bisnis melalui pengelolaan yang cepat terhadap pasokan uang dan kebijakan anggaran (fiskal). Menurut Keynes jika investasi swasta rendah, pemerintah seharusnya meminjam uang dan melakukan investasi publik (infrastruktur, pendidikan) dan bila investasi swasta tinggi pemerintah harus menghentikannya. Walaupun mendapat tantangan dengan argumentasi bahwa campur tangan pemerintah yang lebih banyak berarti mengurangi kebebasan, Keynes berpendapat bahwa apa yang dia usulkan adalah untuk menyelematkan kapitalisme bukan menguburnya.

UU Bailout US $ 700 miliar adalah bentuk campur tangan Pemerintah seperti anjuran Keynes. Peran pemerintah yang dibutuhkan pada saat investasi swasta rendah seperti yang dianjurkan Keynes dan dulu berhasil mengatasi depresi di Amerika Serikat (AS), banyak disalahgunakan dibeberapa negara berkembang dimana pemerintah mendanainya dengan meminjam uang dari luar negeri dan peminjam tersebut di korupsi. Akibatnya negara-negara tersebut tambah miskin dan dililit hutang.

Amerika bisa mengatasi Great Depression (tahun 1930 an) pada waktu dipimpin oleh seorang yang lumpuh dan hidup diatas kursi roda, Franklin Delano Roosevelt (FDR). GDP Amerika turun dari $860 pada 1929 ke $630 di 1933 dan naik ke $1200 pada 1941. Kisah hidupnya dapat disaksikan dalam film Warm Springs (pemandian air panas), tempat dimana dia berjuang untuk menjadi lebih baik, sesudah kena penyakit lumpuh. FDR adalah Presiden Amerika Serikat yang paling lama (1933-45). Dia mempunyai kepedulian sangat tinggi terhadap orang lain, karena kelumpuhannya. Pemimpin yang perduli semacam FDR dibutuhkan untuk mengatasi krisis.

Jepang maju sejak Restorasi Meiji tahum 1868 dan ketetapan pendidikan pada tahum 1872 dimana diberlakukan sistem administrasi pendidikan berdasarkan sistem Perancis dan sistem sekolah serta kurikulum yang dipraktekkan di Amerika Serikat. Sistem tersebut mengutamakan pengertian yang menggantikan sistem sebelumnya di Jepang yang mengutamakan hafalan. Dideklarasikan pula bahwa tujuan pendidikan adalah mengembangkan kemampuan untuk mendapatkan mata pencaharian; pendidikan adalah sumber kesuksesan individu dan kemajuan sosial serta setiap orang harus bersekolah tanpa memandang jenis kelamin. Pada tahun 1879 pemerintah mulai menekankan pendidikan moral di sekolah sekolah untuk mengkoreksi pengaruh Barat dan menyesuaikannya dengan kehidupan orang Jepang. Pendidikan moral meliputi pengekangan diri, kemandirian, kesabaran, rasa tanggungjawab, rasa solidaritas, terimakasih, rasa cinta alam, jiwa beragama, pentingnya dimensi spiritual, dan aturan aturan sosial tradisional.

Mahatma Gandhi mengajarkan masyarakat India untuk melalui Swadesi (kemandirian) dari Ahimsa (tanpa kekerasan). India walaupun bersusah susah dahulu pasti menuju ke keadaan yang lebih baik karena bisa membuat hampir segalanya sendiri, bahkan bisa membuat senjata nuklir. Pemimpin-pemimpin India rela hidup sederhana. Pada waktu Presiden Megawati mengunjungi India maka buat tamu. negara tersebut disediakan mercy new eyes, tetapi Presiden dan Menteri-Menteri India menggunakan mobil sederhana buatannya sendiri. Mereka tidak malu dengan keadaan tersebut, bahkan mereka bangga karena kemandiriannya. Yang memalukan bagi mereka adalah ketergantungan terhadap bangsa lain. Banyak sekali warga India yang belajar dan bekerja di Amerika Serikat, Canada atau negara-negara Eropa serta bekerja di badan-badan Internasional di seluruh dunia. Beberapa orang India bahkan memenangkan hadiah Nobel.

Putin (Pemimpin Rusia) menyatakan bahwa Rusia tidak akan kembali ke Komunisme dan tidak akan menjadi Kapitalisme. Politik Rusia adalah Patriotisme.

Sebagai seorang yang menyukai filsafat saya tidak anti Kapitalisme. Suzuki menyatakan: "That’s what I love about philosophy no one wins. Kapitalisme terbukti membawa kemakmuran bagi Bangsa Barat. Walaupun demikian Pasar Bebas membutuhkan persyaratan-persyaratan khusus. Kenapa kita tidak mengimplementasikan saja ajaran Founding Father kita yaitu Berdikari (mandiri), Gotong Royong (perduli) dan Bebas Aktif dan Cinta Damai (bersahabat). Ada pepatah rumput Tetangga lebih cantik. Kenapa kita tidak mensyukuri saja yang kita miliki?. Ada buku Japanese Can Say No. Pada pertemuan World Trade Organization (WTO) yang lalu Chinese and Indian can say No. Bukan hanya berkata tidak, tetapi berkata tidak yang dihormati. Kapan giliran Indonesia?.

Ajaran-ajaran Adam Smith, Keynes, Meiji, Gandhi, Sukarno, Putin dan Stiglitz semua baik untuk kondisinya masing-masing. Everything is beautiful in its own way.

Kebetulan, saya baru kembali dari Vietnam. Vietnam punya Panutan yaitu Paman Ho (Ho Chi Minh) yang arif dan sederhana. Penduduknya tidak rewel: disana BBM tidak disubsidi (diatas Rp.10.000/liter), tidak senang protes, tidak ada masalah pembebasan tanah dan mereka sangat ramah dan mungil ( Itulah sebabnya ketika mereka bikin lubang tikus di sekitar Saigon, orang Vietnam bisa masuk tetapi orang Amerika tidak bisa). Seorang teman yang bekerja di perusahaan petrokimia Amerika di Surabaya bercerita bahwa pabriknya di Surabaya sudah berdiri 20 tahun dan yang di Vietnam baru 5 tahun, tetapi produksi pabriknya di Vietnam sekarang lima kali yang di Indonesia. Di Vietnam ijin investasi diusahakan seminggu selesai.

Keunggulan suatu Bangsa bukan pada kekayaan sumber daya alam, tetapi pada moralnya. Herman Daly (Beyond Growth, 1996): Sustainable development will require a change of heart, a renewal of the mind and a healthy dose of repentance. These are all religious terms, and that is no coincidence because a change in the fundamental principles we live by is a change so deep that it is essentially religious whether we call it that or not. Pembangunan berkelanjutan akan membutuhkan perubahan nurani pembaruan pandangan dan tobat dalam dosis yang sehat. Semua ini adalah istilah-istilah keagamaan dan hal itu bukan kebetulan karena suatu perubahan dalam prinsip-prinsip fundamental yang kita anut adalah perubahan yang sangat dalam sehingga hal itu sebenarnya adalah keagamaan baik kita menyebutnya demikian atau tidak. Jadi, kalau mau berhasil dalam menghadapi Globalisasi maka kita harus Beriman (Percaya bahwa akan berhasil dengan ijinNya), Beramal Soleh serta saling mengingatkan akan Kebenaran dan Keadilan.



Assalamualaikum wr wb.-

Pak Kusdi, saya sudah baca attachment yang antum kirim dan saya sangat mengerti apa yang ditulis dan apa yang ada dibalik pemikiran sang penulis.

Tanpa membahas bagaimana Islam yang ia tidak ketahui didalam berekonomi, maka Kapitalis memang sebuah sistim yang terbaik. Terbaik kalau dikatakan sebagai sandingannya adalah ekonomi "socialist"... Karena para ekonom pasti mempelajari apa itu socialist. Sistim ekonomi yang simple yang tertumpu pada management aturan negara. Tidak seperti sistem capitalist, selain managerial Negara berperan membimbing mekanisme, tapi juga rakyat berperan dengan kepercayaannya terhadap sistem dengan mengikut dan menentukan peredaran harta dan jasa itu. Makanya didalam sistim kapitalis itu, selain ada sistim kapitalis juga ada pelaku ekonomi, sekaligus kepercayaan dari keduanya. Jika salah satu dari yang ketiga ini hilang, maka sudah pasti sistim ini akan goncang. Ditambah, standar panutan yang juga harus diimani bagi mereka yang mengadopsi syariat Kapitalis ini... sebagaimana penulis mengatakan "diatas langit ada langit"... Sementara langit tertinggi pada sistim kapitalist saat ini adalah US Dollar dan Euro, memang Yen hebat..., tapi bukan uswatun hasanah mereka sehingga harus di kerdilkan agar dunia tidak menaruh kepercayaan...:) Ini penting dalam kasus investasi dan permainan bursa saham.

Kamis, Oktober 09, 2008

Karakteristik Masyarakat Islam dalam Surat Al-Ahzab

Pendahuluan :
Segala puji hanyalah milik Allah Tuhan semesta alam, yang telah menurunkan kepada hamba-Nya al-Kitab (Al-Qur'an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan didalamnya; sebagai bimbingan yang lurus, dan memberikan peringatan akan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik, di dalamnya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok isi Al-Qur'an dan yang lainnya ayat-ayat mutasyabihat, bagi siapa berpegang teguh kepadanya akan mendapat petunjuk dan bagi siapa meninggalkannya maka akan sesat dengan sesat yang nyata. Aku bersaksi bahwa tiada ilah yang patut disembah kecuali Allah yang Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad saw adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Sholawat dan salam atas nabi pilihan, Muhammad saw yang diberi petunjuk, Allah SWT mengutusnya guna memberi rahmat kepada sekalian alam, memberi kabar gembira dan peringatan, menyeru kepada Allah dengan izin-Nya dan pembawa cahaya yang terang benderang.
Bahwa Al-Qur'an al-karim memiliki peran besar dalam berbagai urusan Islam dan umat Islam, memberi petunjuk ke jalan yang lurus, sebagai menara yang dapat mengarahkan falsafah mereka baik jiwa dan mental mereka, didalamnya terdapat dasar-dasar agama, pondasi-pondasi syariat (undang-undang), petunjuk pada kemuliaan akhlak dan hukum, pencerah akan realitas hari kebangkitan dan hari pembalasan, pembimbing ke jalan kebenaran dan kejujuran, penyingkap rahasia kehidupan dan alam, kehidupan sosial dan ekonomi, serta berita tentang umat masa lampau dan negeri-negeri umat terdahulu.Singkatnya Al-Qur'an adalah pengarah mereka dalam segala aspek kehidupan, interaksi dan fenomena-fenomena sosial mereka.Karena itu, tidak diragukan lagi bahwa Al-Qur'an al-karim sebagai bahan rujukan umat Islam sejak lama, sehingga banyak bermunculan kitab-kitab tentang hukum-hukum Al-Qur'an, tafsirnya, balaghohnya, bahasanya dan I'rabnya. Hingga ilmu-ilmu tersebut menjadi bagian dari ilmu pengetahuan dalam peradaban Islam dan salah satu seni tersendiri tentang Al-Qur'an.
Para ulama banyak menafsirkan Al-Qur'an sejak dahulu hingga sekarang tiada henti, sehingga bermunculan banyak ilmu pengetahuan, ada yang berhubungan dengan pengumpulan dan penerbitannya, ada yang berhubungan dengan I'rab dan bahasa-bahasanya yang asing, dan juga ada yang berhubungan dengan tafsirnya dan penjelasan yang ada didalamnya dari hukum-hukum yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi umat; tempat dan masa.Makna tafsir maudhu'i (tematik) dan perkembangannya Diantara tafsir yang terkenal dan banyak diminati oleh para ulama dan menjadi prioritas utama adalah tafsir maudu'i (tafsir tematik) yaitu "ilmu yang membahas didalamnya tentang tema-tema khusus Al-Qur'an al-karim, menyatu dalam makna dan tujuan, menghubungkan kesatuan ayat-ayat yang berpencar-pencar, lalau diteliti dengan bentuk dan syarat tertentu guna menjelaskan maknanya dan mengekplorasi inti-intinya dan mengikatnya dalam tema yang satu (1) , Sebagian ulama muslim banyak melakukan hal ini dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an yang sesuai dengan kondisi dan realita kehidupan umat, sesuai dengan kebutuhan umat dalam memahami nilai-nilai dan adab yang terkandung didalamnya, mereka melakukannya dengan penuh ketenangan dan ketentraman, jauh dari penyimpangan dan penyalahgunaan dan tanpa ada yang dilebih-lebihkan seperti yang pernah dilakukan oleh para pendahulu dari para sahabat dan tabi'in, hingga akhirnya kemukjizatan Al-Qur'an dapat terus dirasakan, tampak hujjah Allah yang begitu mulia disepanjang zaman, dan hikmahnya disetiap tempat begitu terasa, seakan wahyu Allah masih saja turun tiada hentinya.
Sungguh Al-Qur'an telah menampakkan kemukjizatannya dengan mengajak elemen manusia, menggerakkan akal dan hatinya, indra dan fitrinya hingga dapat berinteraksi dengan Al-Qur'an dengan penuh pemahaman dan pengetahuan, tadabbur secara jeli, sebagaimana friman-Nya : "Tidakkah mereka mentadabburkan Al-Qur'an atau hati-hati mereka tertutup". (Muhammad : 24) dan firman Allah : "Tidakkah mereka mentadabburkan Al-Qur'an dan sekiranya datang bukan dari sisi Allah tentu akan mereka dapati perselisihan yang banyak". (An-Nisa : 82).Bahwa setiap buku atau madzhab yang ada dimuka bumi ini, dalam melewati perjalanannya pasti selalu berhadapan dengan yang baru dan oleh karenanya akan terjadi perubahan dari sisi pandangan dan ijtihadnya sehingga mampu menjawab realita dan kondisi yang sesuai dengan zaman, kecuali Al-Qur'an, karena Al-Qur'an elastis sejalan dengan perubahan zaman sesuai dengan kehidupan manusia, Al-Qur'an akan selalu seiring dengan kehidupan manusia sepanjang masa, namun karena itulah manusia membutuhkan tafsir yang baru yang sesuai dengan kehidupan mereka, yang dapat menentramkan jiwa mereka tanpa menyimpang dari sunnah Rasulullah saw dan perkataan para sahabat dan tabiin.Para ulama dahulu sangat berpegang teguh pada tafsir Al-Qur'an dengan sunnah As-syarifah dan ucapan para sahabat, namun para ulama “sebagai usaha mencari tambahan intisari yang dipetik dari suatu hukum dan pendapat yang sesuai dengan kondisi zaman- memaksa diri untuk melakukan kerja keras dalam memahami, menalar dan menafsirkan agar keluar darinya pandangan-pandangan baru dalam menafsirkan Al-Qur'an.
Karena Al-Qur'an merupakan kitab Allah yang baku untuk setiap zaman dan keadaan, sehingga tidak layak jika Al-Qur'an berlaku untuk masa yang terbatas, dan yang mengatakan bahwa ini merupakan final dari suatu penafsiran terhadap Al-Qur'an adalah merupakan sesuatu yang mustahil.Tafsir tematik muncul sudah sejak lama, dimana perkembangannya tumbuh seiring dengan turunnya Al-Qur'an dimasa awal yaitu masa Rasulullah saw. Bahwa beliau ditugaskan menjelaskan maksud dan tujuan ayat hingga dapat dipahami dan dijiwai oleh kaum muslimin saat itu dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Langkah utama yang dilakukan Rasulullah saw adalah untuk memotivasi para sahabat untuk mentadabburkan ayat-ayat Al-Qur'an yang telah diturunkan Allah SWT kepada mereka dan merenungkannya, namun hal tersebut tidak menyebar secara menyeluruh kepada mereka dan tidak dibukukan dalam kitab kecuali melalui periwayatan secara lisan saja.Guna memperjelas pembicaraan ini kita ambil satu contoh berikut; seperti yang diriwayatkan oleh imam Bukhori dan Muslim, keduanya berkata : saat turun ayat Allah : "Orang-orang yang beriman dan mencampur adukkan keimanannya dengan kedzaliman". Para sahabat merasa berat mendengarnya, hingga mereka mengadukannya kepada Rasulullah saw ; mana ada diantara kami yang tidak mendzalimi diri sendiri ? Rasulullah bersabda : "Bukan seperti yang dimaksud, tidakkah kalian mendengar ucapan seorang hamba yang salih : "Sesungguhnya kesyirikan itu adalah kedzaliman yang sangat besar".
Jadi yang dimaksud adalah syirik.Hadits diatas mengisyaratkan bahwa satu lafadz memiliki banyak makna dan beragam arti, dalam Al-Qur'an al-karim dan penyatuan beberapa ayat pada tema yang satu dapat memberikan titik terang penjelasan ayat disetiap tempatnya, sebagaimana yang dijelaskan bahwa makna "Ad-dzulmu" adalah "asy-syirku".Setelah kemenangan islam dicapai hingga kepelosok-pelosok negeri, dari mengakibatkan banyak dari mereka mendapatkan situasi kehidupan yang belum pernah terjadi pada masa Nabi saw, para sahabat dan juga para tabi'in, apalagi setelah bertambahnya jumlah umat Islam dan banyak dari suatu kaum dan kabilah yang secara berduyun-duyun memeluk Islam, hingga mendorong para ulama untuk terus mengkaji ayat-ayat Al-Qur'an al-karim guna mengungkap rahasia yang terkandung dalam Al-Qur'an al-karim yang sesuai dengan realitas kehidupan, yaitu dengan cara mengumpulkan ayat-ayat serupa seperti yang pernah dilakukan nabi saw, lalu membandingkannya guna mengeluarkan hukum-hukum syariat darinya dan hal-hal baru yang berhubungan dengan kondisi zaman.Dari sini penulis berpendapat untuk bisa mnemberikan sumbangsih dalam metode ini, memberikan saham pada tema yang sangat penting ini; mengikuti jejak langkah Rasulullah saw, meneladani petunjuk dan manhaj pada lingkup ini seperti yang telah kami sebutkan sebelumnya.
Karena itu penulis melakukan pembuatan tema khusus dalam menafsirkan sebagian ayat-ayat Al-Qur'an al-karim, yang penulis beri tema dengan "Ma'alim Al-Mujtama' Al-Islami fi Suratil Ahzab “dirasah mauduiyyah" (karakteristik masyarakat islam dalam surat al-ahzab “kajian tematik) dengan tujuan dan pembatasan bagaimana membangun masyarakat muslim seperti yang diinginkan Islam, sendi-sendi dan pondasi-pondasinya, diiringi dengan pokok-pokok dan contoh-contoh guna membina umat secara individu, keluarga dan masyarakat secara keseluruhan, menerapkan hukum-hukum islam, mengamalkan adab-adabnya, yang sesuai dan termaktub dalam surat yang dimaksud.Kita sadar bahwa membangun masyarakat akan selalu berhubungan dengan personalnya, karena baik dan buruknya pribadi seseorang akan mempengaruhi kehidupan sosialnya, sebagaimana baik dan buruknya suatu masyarakat atau lingkungan memiliki peran dalam setiap individunya.
Makna karakteristik masyarakat IslamIslam telah memberikan kepada setiap insan jiwa yang merdeka, dan menjadikannya sebagai bagian terpenting dari sebuah masyarakat, maka setiap manusia memiliki sifat sosial ditempat dia hidup, karena itu setiap insan tidak bisa hidup diluar area dari suatu masrarakat karena dirinya pasti membutuhkan bantuan orang lain, mujtama adalah bagian terpenting agar tegak kehidupan setipa individu di dalamnya.Ada ungkapan mengatakan: "Manusia adalah berjiwa sosial; yaitu bahwa dirinya tidak bisa hidup dalam kesendirian namun mesti membutuhkan bantuan orang lain agar tetap bisa bertahan dalam hidupnya, mengaktualisasikan cita-citanya dan menyambung keturunannya".
Karena itu, manusia sejak diciptakan oleh Allah dimuka bumi ini selalu membutuhkan adanya sekelompok masyarakat dan bahkan merupakan keharusan agar dapat memudahkan segala kebutuhannya dan melanggengkan hidupnya, manusia lahir sementara dirinya tidak bisa lari dari kehidupan berjamaah dan sekelompok orang, dan merupakan keharusan juga bahwa setiap insan harus menyatu dengan mereka, saling membantu dan menolong dalam segala aspek kehidupan mereka.Kata "mujtama" tidaklah asing bagi kita, karena kalimat tersebut selalu hadir dalam setiap gerak kehidupan kita, seakan antara hidup dan mujtama seperti dua kata yang tidak bisa dipisahkan. Kata tersebut “dalam bahasa arab- diambil dari kata kerja "jama'a" (dari bab "nasoro") dan dalam bentuk mudhori'nya "yajma'u" dan masdarnya "jam'an"; yaitu "isim yang dihubungkan dengan sekelompok manusia" dan bisa juga digunakan kepada selain manusia seperti sekelompok pepohonan dan sekelompok tumbuh-tumbuhan.
Kadang digunakan pada nama tambahan seperti "masjid jami'" karena tempat tersebut sebagai tempat berkumpulnya para jamaah saat waktu sholat atau acara lainnya, sehingga menjadi kata sifat dari masjid karena sebagai tanda tempat perkumpulan.Jadi kata "al-jam'u" berarti "bersatu dengan yang lainnya" lalu ditambahkan dengan dua huruf "alif" diawal kata dan huruf "ta" setelah huruf "jim" sehingga menjadi "ijtima" dan masdarnya "mujtama". Jadi maksud dari kata "almujtama" adalah sekelompok manusia yang bergabung sebagian dengan sebagian yang lainnya dalam satu wadah atau tempat yang saling mengikat, seakan mereka seperti lembaga yang dibentuk dari sekelompok orang yang saling mengikat; baik ikatan keyakinan atau kemaslahatan yang terbatas.Adapun kata "islami" guna menentukan pembicaraan pada tema tertentu yang mencakup pada satu tujuan dan persepsi, maka yang dimaksud dengan "Mujtama Islami" adalah masyarakat yang dibangun oleh ikatan-ikatan dan hubungan-hubungan tertentu dan system kemaslahatan yang berdasarkan islam.Hal tersebut, karena mujtama “sebagaimana yang kita kenal- banyak ragamnya; disana ada masyrakat kapitalis; yaitu masyarakat yang dalam persepsi mereka adalah harta dan keduniaan; baik bentuk dan ragamnya, tujuan hidup mereka hanya satu yaitu dunia, dan tidak ada dalam keyakinan mereka kehidupan setelahnya.
Karena itu kehidupan dunia harus dinikmati sepuas-puasnya tanpa ada batasan dan ikatan tertentu “baik sitem, undang-undang ataupun agama- yang dapat mengekang kebebasan mereka.Sebagaimana juga disana ada yang disebut dengan mujtama' sosialis komuniis yang berprinsip kehidupan indvidu tidak memiliki kekuasaan penuh terhadap harta yang dimilikinya karena semuanya milik negara, tidak ada hak bagi seseorang untuk memilikinya kecuali sekedar untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, ditambah lagi mereka juga tidak meyakini ketuhanan sebagai pencipta mereka dan Tuhan mereka, karena dunia -menurut mereka- terjadi dengan sendirinya sejak lama sebagaimana manusia tidak terlahir kecuali karena adanya pertemuan air mani dan indung telur pada sepasang suami istri, dunia dan manusia tidak akan hancur “meurut keyakinan mereka- kecuali karena termakan masa, atau mati kecuali karena dimakan oleh usia.Al-Qur'an telah merekam keyakinan mereka yang keliru dalam firman-Nya :
Dan mereka berkata : "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja".
(Al-Jatsiah : 24)Maksudnya ; Tidak ada kehidupan kecuali hanyalah kehidupan duniawi, kita akan mati dan kehidupan di dalamnya dengan adanya kematian sebagian dan kelahiran sebagian yang lainnya, tidak ada kehidupan setelahnya, dan tidak ada yang menghilangkan kami dengan kematian kecuali karena perjalanan waktu, lalu Allah menolak anggapan mereka yang salah tersebut bahwa yang mereka ungkapkan hanyalah bualan belaka yang tidak ada dasarnya sama sekali, hanya sekedar keraguan belaka.Atau model masyarakat lainnya yang tidak menisbatkan dan menggantungkan kehidupannya dari keyakinan yang benar dan manhaj yang lurus.Adapun model masyarakat yang ingin kita jabarkan disini adalah masyarakat Islam sebagai model masyarakat yang merdeka dan memiliki keistimewaan tersendiri dari yang lainnya, masyarakat yang memiliki manhaj yang satu, syariat yang satu dan tujuan yang satu yaitu Al-Islam.
Masyarakat Islam adalah masyarakat yang tumbuh dari syari'at yang khusus yang berasal dari Yang Maha bijaksana dan Terpuji, dan masyarakat yang setiap individunya memahami perintah-perintah syariat. Yaitu masyarakat yang memiliki ciri khas tersendiri dari masyarakat lainnya, karena masyarakat islam dibangun atas pondasi yang satu yaitu aqidah Islamiyyah yang terpatri di dalam lubuk hati setiap individunya dan bersumber dari sang Pencipta masyarakat ini dan dunia ini.Masyarakat Islam adalah masyarakat yang taat dalam menerapkan ajaran Islam, baik keyakinan dan ibadahnya, syariat dan sistemnya, akhlak dan prilakunya, atau dengan kata lain masyrakat rabbani (berketuhanan), Insani (berperikemanusiaan), berakhlak dan seimbang. Tidak dianggap sebagai orang muslim jika dirinya tidak mau menerapkan dan menjadikan Islam sebagai manhaj hidupnya, karena Islam adalah agama yang komprehansip dan sempurna, umat Islam dituntut untuk menegakkan Islam “dalam rangka membangun masyarakat yang salih- hingga mereka tegak di dalamnya dan menyatu dalam jiwa mereka, dan hidup dibawah naungannya secara sempurna.
Karena itu masyarakat Islam adalah masyarakat yang taat, yang memiliki karakteristik dan sifat tersendiri dari yang lainnya, masyarakat yang istimewa dari segi ideologinya, nilai-nilainya, akhlaknya, undang-undangnya, system hidupnya, prilakunya dan adat istiadatnya.Adapun bagaimana masyarakat islam bisa berkembang dan tumbuh pesat ditengah umat di seluruh penjuru dunia yang telah terperosok dalam kegelapan, penuh dengan bid'ah dan penyimpangan yang dibuat-buat oleh manusia saat itu ? apa sendi-sendi yang dibangun sehingga mampu merubah dan membawa umat yang telah tersesat menuju cahaya ilahi dan hidayah Allah ? inilah yang coba akan dijabarkan dan diuraikan, diawali dengan pendahuluan yang bercerita tentang kondisi umat sebelum kebangkitan dan setelah kebangkitan Rasulullah saw dan diakhiri kondisi masyarakat kita saat ini. Insya Allah.Tulisan ini adalah merupakan thesis penulis untuk mendapatkan gelar S2 di Universitas Islam Om Durman, Sudan, dan coba diterjemahkan dan dipublikasikan dalam website al-ikhwan, agar dapat dibaca dan dinikmati ilmunya oleh para penggemar ilmu, dan karena terbatasnya ruang dan agar tidak terasa membosankan maka kami lakukan publishingnya dengan bertahap.Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dimana saja berada. Wallahu ta'ala a'lam.