Selasa, November 25, 2008

Demokrasi - mobil perjuangan kaum opportunis

Kalau ciptaan manusia yang dipuja bahkan disembah banyak orang, maka itu adalah demokrasi. Baca saja di berbagai literatur koran, majalah, atau dengar komentar para pakar di radio dan televisi, bahkan para khotib dan ustadz di Masjid. Seolah-olah demokrasi adalah sesuatu yang sakral (suci), bebas dari kesalahan.

Dalam pendapat umum bahwa demokrasi adalah kebebasan, kebebasan dalam berpendapat dan kebebasan untuk memilih. Itulah kebebasan yang bukan syarat (tak ada jalur) sebagai tali pengikat dan penghubung untuk kepentingan umum (rakyat).

Dari pandangan sebagian orang, bahwa demokrasi adalah sesuatu yang indah dilihat dari luar tapi setelah kita masuk kedalamnya, dengan akal sehat kita berfikir, demokrasi adalah sebagai alat penghancur saja.

Penghancur segala asas dan prinsip kemanusiaan yang memang telah ada pada kehidupan manusia. Negara yang berasaskan demokrasi akan hancur bersama adat dan kebudayaan, harkat dan martabat serta agama yang ada pada bangsa itu.

Lebih jelas lagi bahwa demokrasi adalah salah satu target utama bagi bangsa Yahudi sedunia untuk menguasai dunia. Demokrasi hanya sebagai alat bagi bangsa Yahudi untuk menipu dunia atas tujuan dan kepentingan bagi bangsa Yahudi sedunia semata ( dalam buku The protokols of –Yahudi /Israel) yang tercuri dari markas organisasi freemasonry di rusia 1901.

Dari sekelompok yang menyebut dirinya politikus (orang-orang yang telah hancur martabat kemanusiaanya), membuat suatu perkumpulan atau yang biasa disebut partai. Dari masing-masing partai tersebut membuat ciri pada partai mereka yaitu terlihat dari nama partainya dengan misi dan visi yang berbeda.

Dari misi dan visi mereka yang berbeda, mereka berlomba untuk mewujudkan misi dan visi mereka. Mereka berkompetisi untuk merebut kedudukan dan kekuasaan, sebab mereka memang haus akan kedudukan dan kekuasaan.

Kebebasan (liberalisme) telah menjadi 'dagangan' utama sistem demokrasi di dunia selama ini. Kebebasan yang tercakup dalam empat perkara penting ;

(1) kebebasan berpendapat;

(2) kebebasan bertingkah laku ;

(3) kebebasan beragama ; dan

(4) kebebasan pemilikan, menjadi klaim keunggulan dari sistem demokrasi. Para 'sales' ide ini pun mencontohkan dengan bangga bagaimana liberalisme ini telah menjadi faktor kemajuan negara-negara Barat. Dan kebebasan yang paling diagung-agungkan oleh negara demokrasi ini adalah kebebasan berpendapat, berpikir dan beragama, walaupun ”agama iblis”

Umat Islampun kena getahnya. Propaganda jahat menyerang ide-ide syariah Islampun dilakukan dengan alasan melanggar kebebasan manusia atau demokrasi. Ketika muncul fatwa dari ulama Islam terhadap kelompok yang menyimpang dari Islam untuk menjaga aqidah umat. Barat lewat agen-agennya di dunia Islam mengatakan hal itu melanggar HAM, memberangus kebebasan manusia. Padahal mereka sendiri melarang penyebaran ajaran Islam dan melarang kaum muslim untuk mempraktekkan ajaran agamanya Dengan alasan HAM, syariat Islam yang menerapkan hukuman mati bagi pelaku pembunuhan dicela.

Disisi lain, pembunuhan terhadap ribuan umat Islam dilegalisasi dengan alasan kebebasan. Kepatuhan wanita sholehah dalam rumah tangga Islami dituduh membelengu kebebasan wanita. Sementara eksploitasi dan perdagangan wanita atas nama pelacuran, seni, dan hiburan jadi gejala biasa. Suatu sikap yang tidak rasional dari ideologi yang katanya dibangun atas dasar rasionalisme. Semua ini menjadi tanda-tanda bangkrutnya sistem demokrasi. Bukankah sebuah ideologi akan bangkrut kalau penganutnya sendiri melanggar prinsip-prinsip ideologi itu?

Demokrasi kadang jadi misteri. Suara terbanyak yang menjadi salah satu nilai lebih demokrasi dibanding kekuasaan totaliter sering tak mencerminkan kebenaran. Jika suara terbanyak itu adalah iblis, maka sebagai konsekuensi demokrasi maka iblis lah yang jadi pemenang.

Jika dikatakan, khusus untuk demokrasi…

Demokrasi adalah ajaran setan, demokrasilah yang membuat Nabi Isa Almasih disalib ketika seluruh Rabbi Yahudi menginginkannya mati demokrasilah yang membolehkan prostitusi dan minuman keras dihalalkan di seluruh dunia demokrasilah yang membuat kekhalifahan Islam tercerai berai di Turki.

Demokrasilah yang membuat iman anak-anak kita tercerabut dari akarnya, terisi pikirannya oleh pornografi yang merusak, superhero, dan animasi yang tak mendidik demokrasilah yang membolehkan semuanya, selama ada undang-undang yang dibuat manusia atas nafsunya tanpa mengukur itu benar atau salah berdasarkan wahyu Tuhan, berdasarkan kata-kata para Nabi

Oh, sesungguhnya demokrasi adalah jelmaan setan, ia menafikan bahwa minuman keras itu terkutuk, prostitusi adalah terlaknat, ekonomi ribawi adalah tipu daya.

Ada yang mengatakan Democracy with God (Demokrasi ketuhanan), tuhan yang mana?? Amerika dalam slogannya In God We Trust ternyata hanya bualan saja, kehidupan mayoritas mereka jauh dari aspek ketuhanan, dan murni sebuah liberalisme sempit.